Tak terasa sudah satu
bulan umat Islam menjalani ibadah puasa. Kini saat yang dinanti tiba. Hari Raya
Idul Fitri datang sebagai hari kemenangan. Silaturahmi, berkumpulnya sanak
saudara, dan aneka hidangan lezat siap santap selalu identik dengan lebaran. Tapi
ingat, kesehatan harus tetap dijaga agar dapat menjalani lebaran dengan nyaman.
Berikut ini tips yang bisa diikuti dari Ahli Kedokteran Keluarga Prof Dr dr Anies, MKes, PKK.
Selama
masa lebaran, kesibukan yang khas setiap tahun akan selalu mewarnai.Keluhan
yang sering muncul dalam suasana seperti ini, antara lain kelelahan, gangguan
kesehatan berupa sariawan, sakit perut, serta hidangan lebaran yang cenderung
kurang vitamin.
Namun
mestinya dalam suasana seperti ini pun tak perlu mengganggu kesehatan.
Prinsipnya, lebih baik mencegah daripada mengobati. Lalu, upaya apa yang perlu
dilakukan untuk mencegah timbulnya “penyakit
saat lebaran” ?
Meskipun hidangan lebaran itu berbeda-beda antara daerah satu dengan yang lain, tetapi umumnya mempunyai kesamaan dalam cita rasa. Biasanya berupa makanan yang lezat, yang gurih dan manis. Karena itu tentu banyak mengandung protein, lemak dan gula.
Meskipun hidangan lebaran itu berbeda-beda antara daerah satu dengan yang lain, tetapi umumnya mempunyai kesamaan dalam cita rasa. Biasanya berupa makanan yang lezat, yang gurih dan manis. Karena itu tentu banyak mengandung protein, lemak dan gula.
Dalam
suasana lebaran seperti ini, hidangan khas yang banyak disajikan umumnya opor
ayam lengkap dengan ketupatnya, lodeh dengan santan yang kental, sambal goreng,
rendang dan sebagainya. Telah menjadi kewajiban sosial di hari lebaran untuk
saling mengunjungi dan mencicipi hidangan khas lebaran yang tinggi kalori,
berlemak dan manis-manis. Belum lagi aneka makanan kecil, cake, kue-kue kering
dan berbagai minuman manis. Makanan dan minuman seperti ini hampir selalu
disajikan di setiap rumah. Sewaktu berkunjung dalam rangka silaturahim, tentu
tidak mungkin menolak untuk mencicipinya.
Tidak
mengherankan kalau dalam suasana seperti ini, bila tidak terkontrol badan
semakin gemuk, tekanan darah tinggi dan kencing manis kumat kembali. Seringkali
kadar kolesterol darah, LDL (low density lipoprotein) kolesterol maupun
trigliserida meningkat. Sementara itu aktivitas fisik relatif lebih terbatas,
sehingga perlu waspada bagi pengidap
penyakit jantung koroner, terutama bagi yang sebelumnya telah mempunyai
riwayat mengidap penyakit tersebut.
Bagi yang tidak
mengidap sesuatu penyakit pun terdapat kecenderungan menderita kekurangan vitamin,
sehingga selaput lendir mulut cenderung pecah-pecah. Kadang-kadang gusi sampai
berdarah. Hal ini terjadi karena dapur beristirahat, hidangan lebaran selalu
dihangatkan sebelum disantap. Di samping itu, makanan yang mengandung lemak
tinggi serta aktivitas fisik seperti olahraga yang berkurang, sering
menimbulkan keluhan sembelit.
Mengubah Pola Menu
Untuk itu, kita perlu mengubah pola menu lebaran. Menu lebaran dapat dibuat lebih bervariasi, bukan hanya menu tradisional khas lebaran seperti di atas. Misalnya menghidangkan pula gado-gado lengkap. Atau menambahnya dengan sayuran segar sebagai lalapan. Di samping dapat mencukupi kebutuhan vitamin yang terbuang akibat proses penghangatan yang terus menerus, juga mencegah timbulnya sembelit.
Atau buatlah hidangan lebaran yang agak lain dari
biasa. contohnya menghidangkan buah-buahan segar yang langsung dikupas dari
kulitnya, sebagai pengganti cake dan aneka kue.Demikian pula sari buah, baik
pula untuk mengganti berbagai minuman manis.
Pada
saat lebaran berbagai keluhan kesehatan sering muncul,akibat gangguan
pencernaan, mulai dari sariawan, sakit perut, sembelit sampai diare seperti
dikeluhkan di awal tulisan ini. Bahkan mereka yang yang mempunyai riwayat
penyakit kencing manis (diabetes mellitus) kadar gula darah seringkali meningkat
dengan pesat. Demikian pula ada sebagian yang mempunyai riwayat penyakit
rematik dengan asam urat tinggi.
Berat badan pun
meningkat dengan pasti. Bagi yang mempunyai kecenderungan, bisa saja kolesterol
dan tekanan darah meningkat dengan cepat. Bukan mustahil, gejala stroke yang
bermanifestasi sebagai lumpuh separuh, gangguan bicara dan sebagainya, dapat
terjadi sewaktu-waktu.
Satu hal yang hampir pasti, hidangan lebaran berpotensi menyebabkan orang menderita kekurangan vitamin. Memang praktis, opor ayam atau sayur lodeh misalnya, sebelum disantap cukup dihangatkan. Bahkan makin lama rasanya makin lezat. Namun, hidangan yang demikian sudah kehilangan sejumlah vitamin. Proses memasak yang lama dan berkali-kali, yaitu setiap kali akan dihidangkan, praktis seluruh vitamin yang larut dalam air, vitamin B dan C, akan hilang atau berkurang.
Satu hal yang hampir pasti, hidangan lebaran berpotensi menyebabkan orang menderita kekurangan vitamin. Memang praktis, opor ayam atau sayur lodeh misalnya, sebelum disantap cukup dihangatkan. Bahkan makin lama rasanya makin lezat. Namun, hidangan yang demikian sudah kehilangan sejumlah vitamin. Proses memasak yang lama dan berkali-kali, yaitu setiap kali akan dihidangkan, praktis seluruh vitamin yang larut dalam air, vitamin B dan C, akan hilang atau berkurang.
Hidangan lebaran yang
praktis telah kehilangan banyak vitamin itu sesungguhnya dapat diimbangi dengan
menu pendamping, misalnya gado-gado lengkap. Atau dengan cara menambahkan
lalapan yang berupa sayuran atau buah-buahan segar.
Lalapan dapat berupa
irisan tomat, kacang panjang dan sebagainya. Jangan lupa, selalu tersedia buah-buahan
segar untuk pelengkap menu lebaran, sebagaimana dikemukakan di atas.
Buah-buahan segar yang dikupas dari kulitnya dan langsung dimakan, mampu
membantu mencukupi kebutuhan vitamin.sementara itu hidangan cukup lezat dan
sehat. Hal ini mengurangi kemungkinan timbulnya “penyakit saat lebaran”.