Presiden Keempat RI ( Republik Indonesia) adalah Abdurrahman
Wahid yang akrab dipanggil Gus Dur. Beliau lahir tanggal 4 Agustus 1940 di desa Denanyar,
Jombang, Jawa Timur. Gus Dur adalah putra pertama dari enam bersaudara. Ayahnya
adalah seorang pendiri organisasi besar Nahdlatul Ulama, yang bernama KH. Wahid
Hasyim. Sedangkan Ibunya bernama Hj. Sholehah adalah putri pendiri Pesantren
Denanyar Jombang, K.H. Bisri Syamsuri. Dari perkawinannya dengan Sinta Nuriyah,
mereka dikarunia empat orang anak, yaitu Alissa Qotrunnada Munawaroh, Zannuba
Arifah Chafsoh, Annita Hayatunnufus, dan Inayah Wulandari .
Sejak masa kanak-kanak, Gus Dur mempunyai kegemaran membaca dan rajin
memanfaatkan perpustakaan pribadi ayahnya. Selain itu beliau juga aktif
berkunjung keperpustakaan umum di Jakarta. Pada usia belasan tahun Gus Dur
telah akrab dengan berbagai majalah, surat kabar, novel dan buku-buku. Di
samping membaca, beliau juga hobi bermain bola, catur dan musik. Bahkan Gus
Dur, pernah diminta untuk menjadi komentator sepak bola di televisi. Kegemaran
lainnya, yang ikut juga melengkapi hobinya adalah menonton bioskop.
Kegemarannya ini menimbulkan apresiasi yang mendalam dalam dunia film. Inilah
sebabnya mengapa Gu Dur pada tahun 1986-1987 diangkat sebagai ketua juri
Festival Film Indonesia.
Masa remaja Gus Dur sebagian besar dihabiskan di Yogyakarta dan Tegalrejo. Di
dua tempat inilah pengembangan ilmu pengetahuan mulai meningkat. Masa
berikutnya, Gus Dur tinggal di Jombang, di pesantren Tambak Beras, sampai
kemudian melanjutkan studinya di Mesir. Sebelum berangkat ke Mesir, pamannya
telah melamarkan seorang gadis untuknya, yaitu Sinta Nuriyah anak Haji Muh.
Sakur. Perkawinannya dilaksanakan ketika Gus Dur berada di Mesir.
Sepulang dari pengembaraannya mencari ilmu, Gus Dur kembali ke Jombang dan
memilih menjadi guru. Pada tahun 1971, beliau bergabung di Fakultas Ushuludin
Universitas Tebu Ireng Jombang. Tiga tahun kemudian beliau menjadi sekretaris
Pesantren Tebu Ireng, dan pada tahun yang sama Gus Dur mulai menjadi penulis.
Beliau kembali menekuni bakatnya sebagaii penulis dan kolumnis. Lewat
tulisan-tulisan tersebut gagasan pemikiran Gus Dur mulai mendapat perhatian
banyak.
Pada tahun 1974 Gus Dur diminta pamannya, K.H. Yusuf Hasyim untuk membantu di
Pesantren Tebu Ireng Jombang dengan menjadi sekretaris. Dari sini Gus Dur mulai
sering mendapatkan undangan menjadi nara sumber pada sejumlah forum diskusi
keagamaan dan kepesantrenan, baik di dalam maupun luar negeri. Selanjutnya Gus
Dur terlibat dalam kegiatan LSM. Pertama di LP3ES bersama Dawam Rahardjo, Aswab
Mahasin dan Adi Sasono dalam proyek pengembangan pesantren, kemudian Gus Dur
mendirikan P3M yang dimotori oleh LP3ES.
Pada tahun 1979 Gus Dur pindah ke Jakarta. Mula-mula beliau merintis Pesantren
Ciganjur. Sementara pada awal tahun 1980 Gus Dur dipercaya sebagai wakil katib
syuriah PBNU. Di sini Gus Dur terlibat dalam diskusi dan perdebatan yang serius
mengenai masalah agama, sosial dan politik dengan berbagai kalangan lintas
agama, suku dan disiplin. Gus Dur semakin serius menulis dan bergelut dengan
dunianya, baik di lapangan kebudayaan, politik, maupun pemikiran keislaman.
Karier yang dianggap `menyimpang`-dalam kapasitasnya sebagai seorang tokoh
agama sekaligus pengurus PBNU-dan mengundang cibiran adalah ketika menjadi
ketua Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) pada tahunn 1983. Beliau juga menjadi ketua
juri dalam Festival Film Indonesia (FFI) tahun 1986, 1987.
Pada tahun 1984 Gus Dur dipilih secara aklamasi oleh sebuah tim ahl hall wa
al-`aqdi yang diketuai K.H. As`ad Syamsul Arifin untuk menduduki jabatan ketua
umum PBNU pada muktamar ke-27 di Situbondo. Jabatan tersebut kembali dikukuhkan
pada muktamar ke-28 di pesantren Krapyak Yogyakarta (1989), dan
muktamar di Cipasung Jawa Barat (1994). Jabatan ketua umum PBNU kemudian
dilepas ketika Gus Dur menjabat presiden RI keempat. Selama menjadi presiden,
tidak sedikit pemikiran Gus Dur kontroversial. Seringkali pendapatnya berbeda
dari pendapat banyak orang.
Abdurrahman Wahid wafat dalam usianya yang ke 69 pada tanggal 30 Desember 2009
pukul 18.40 WIB di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta.
Labels
- Biografi (12)
- Computer (4)
- Film (4)
- Forex (4)
- Hikmah (8)
- News (13)
- NIDA99 CAKE (4)
- Peluang Usaha (16)
- Serba Serbi (13)
- Species (2)
- Travelling (8)
Diberdayakan oleh Blogger.