Berbicara tentang SABAR
berkaitan erat dengan SYUKUR, dengan bersyukur kita akan berusaha untuk
bersabar atas ketetapan-ketetapanNya. Allah Maha Agung, Dia akan memberikan
kebaikan kepada yang dikehendakiNya, dan keburukan kepada yang dikehendakiNya,
dan orang-orang yang bersabar adalah orang-orang yang beruntung. Sabar tidak
hanya pada kesulitan tetapi juga kita dituntut untuk bersabar dalam menghadapi
kebahagiaan, karena sesungguhnya batasan antara sedih dan bahagia itu sangatlah
tipis. Sungguh demikian, hanya sedikit orang yang menyadarinya, sebagian besar
manusia akan menangis dan mencari Tuhannya ketika dia tersungkur, sedangkan
ketika Tuhan memberikan cobaan dengan kegembiraan, mereka menganggap "ITU KARENA USAHAKU, BUKAN KARENA DOAKU."
betul... itu semua karena usaha kita, tapi apa yang akan terjadi jika Allah
menjungkir balikkan semua usaha kita...? apakah kita akan tetap berdiri..??
sungguh sombong orang-orang yang enggan bersyukur, dan sangatlah merugi
orang-orang yang mengeluh.
Gambaran tentang manusia seperti itu ternyata sudah ada dalam
Kitabullah Al-Qur'an, : "Adapun
manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dimuliakan-Nya dan diberiNya
kesenangan, maka dia akan berkata: "Tuhanku telah memuliakanku", Adapun bila Tuhannya mengujinya
lalu membatasi rezekinya maka dia berkata: "Tuhanku menghinakanku", Sekali-kali tidak (demikian),
sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim, dan kamu tidak saling mengajak
memberi makan orang miskin, dan kamu memakan harta pusaka dengan cara mencampur
baurkan (yang halal dan yang bathil), dan kamu mencintai harta benda dengan
kecintaan berlebihan." (Qs. Al - Fajr 15-20),
Rosulullah Saw bersabda: "Kecintaan
kamu terhadap sesuatu membuatmu tuli dan buta." (HR Abu
Dawud). Oleh sebab itu mulailah bercermin, apa yang telah kita lakukan...?? dan
mulailah bersyukur atas karunianya, dan menerima dengan sabar atas semua
ketetapannya, karena yang demikian termasuk kedalam orang-orang yang beruntung.
Terkadang kita lupa akan kalimat "SYUKUR" padahal
dengan bersyukur Allah akan melipat gandakan nikmatnya. Selalunya kita
mengingat Allah ketika kita tersungkur, dan selalu kita melihat ke atas,
padahal di depan mata kita sendiri terlihat nikmat Tuhan yang tidak ternilai
harganya. Lihatlah
orang yang dibawahmu, jangan lihat orang yang diatasmu. Dengan begitu maka kamu
tidak menganggap kecil terhadap nikmat Allah yang kau terima. Cobalah
mulai menghitung nikmat Tuhan, maka kita akan terhenyak, dan apakah kita bisa
membalas semua itu. Sayangnya kita lebih banyak mengeluh dibandingkan dengan
bersyukur. Karena sesungguhnya jika kita berikan nyawa kita pun tidak akan bisa
membayar semua nikmat yang Allah berikan. Diriwayatkan dari Shuhaib ra, dia
berkata : Rasulullah Saw pernah bersabda, "Sungguh menyenangkan orang mukmin itu! Segalanya serba baik,
dan begitu itu tidak dimiliki kecuali oleh orang mukmin. Jika dia mendapat
kesenangan dia bersyukur, dan jika dia mendapat kesengsaraan dia bersabar,
sehingga apa yang dihadapinya selalu mendatangkan kebaikan baginya." (HR Muslim).
Setelah kita BERSYUKUR atas semua pemberianNya dan BERSABAR atas
semua ketetapannya, dengan demikian mulailah untuk IKHLAS untuk menerima dan
menjalankan semua kehidupan ini hanya untuk Allah. "Jika ada pertanyaan :
"Setelah Syukur, manakah yang harus didahulukan, SABAR atau IKHLAS ?"
Ikhlas dan Sabar itu akan sejalan, seseorang yang belajar Ikhlas, maka dia juga
akan belajar Sabar, begitupun sebaliknya. Sangat sulit sekali untuk belajar
SYUKUR, IKHLAS, dan SABAR. Kita dituntut untuk Ikhlas dalam memberi dan dalam
menerima, Ikhlas ketika kehilangan dan ketika kita menemukan, Ikhlas dalam
segala hal yang telah kita terima, dan Ikhlas menjalankan hidup ini hanya
mengharap Ridho Sang Pencipta. "Allah
tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia
mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakan dan ia mendapat siksa (dari
kejahatan) yang dikerjakannya." (Qs. Albaqarah 286).
Jika kita mengetahui besarnya kasih sayang Allah kepada kita,
maka tidaklah sulit untuk memulai belajar untuk Bersyukur, Bersabar dan Ikhlas.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah Saw bernah bersabda :
"Ketika Allah menciptakan
mahluk, Dia menulis dalam kitabNya diatas Arsy yang pasti akan dilaksanakanNya,
Sesungguhnya
kasih sayangKu mengungguli murkaKU." (HR Bukhari), dan janji
Allah tidak pernah bohong, lalu bagaimana kita mempelajarinya ? dengan
menggunakan pedengaran, penglihatan dan hati. Allah memberikan itu semua agar
kita belajar akan kehidupan ini, agar kita memahami maksud yang tersirat dari
kehidupan ini, agar kita bisa merasakan Kebesaran Sang Pemilik Dunia ini, dan
agar kita termasuk kedalam orang-orang yang bertakwa.
Dan bagaimana jika kita mengabaikan semua itu ? "... mereka mempunyai hati, tetapi tidak
dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata
(tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan
mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar
(ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak bahkan mereka lebih sesat
lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai." (Qs. Al-A'raf
179). Ayat-ayat dalam arti disini bukan hanya ayat-ayat Al-Qur'an, tapi juga
ayat-ayat kehidupan. Selain itu juga, bagi manusia-manusia yang bertakwa Allah
menjanjikan kemudahan dalam kehidupan dan surga akan menunggunya kelak, tapi
bagi manusia-manusia yang bakhil dan merasa dirinya cukup dan mereka merasa
tidak memerlukan bantuan Allah, " Maka
kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar, dan hartanya tidak
bermanfaat baginya apabila ia telah binasa. " (Qs. Al-Lail
10-11). Karena " Sesungguhnya
manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh dan saling nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran
dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran." (Qs. Al-
Ashr 2-3).