Ada sebuah program yang memberikan penghasilan dollar kepada anda. Caranya yaitu, komputer hanya cukup terkoneksi ke internet saja. Nama situsnya adalah Gomezpeerzone. Bagaimana cara kerjanya? Pertama, anda harus mendaftar terlebih dahulu di sini. Kemudian anda download aplikasi gomezpeerzone tersebut ke komputer, lalu install dan biarkan aplikasi tersebut berjalan selama komputer terkoneksi ke internet tanpa perlu melakukan apa apa lagi..
Apakah program ini scam?? Jangan khawatir, karena sudah banyak bukti pembayaran.
Oke,, saya percaya, bagaimana cara mengikuti program ini? Hanya online dibayar dollar?? Silakan ikuti langkah-langkahnya di bawah ini:
1. Klik di sini untuk daftar
2. Isi form register yang telah disediakan
3. Login dengan username anda, masuk ke menu “download peer install”
4. Download aplikasi “gomezpeerzone” yang versi international, jika anda berada di luar wilayah US
5. Install di komputer, Setelah proses install selesai, jalankan program tersebut di komputer anda, kemudian klik “option” klik “preference” Untuk setting. Lebih jelasnya klik link gambar di bawah ini ( yang saya ambil di forum incomepasif)
Setelah tahapan diatas selesai, maka aplikasi gomezpeerzone anda akan inactive beberapa saat setelah terkoneksi, kemudian berubah statusnya menjadi pending. Nah antara status pending ke status aktif biasanya memakan waktu 10 hari. Untuk mempercepat masa aktif ada trik sederhana yaitu klik preference kemudian ubah settingan network connection ke 56k dan performance manager ke minimal. Untuk memaksimalkan earning(pendapatan), anda bisa instal aplikasi tersebut lebih dari 1 komputer.
Cara Pembayaran
Pembayarannya melalui rekening paypal dan alertpay, minimal penarikan dalam 1 bulan $ 5 dan maksimal $ 45. Selain itu juga ada refferal bonus $ 1 setiap ada yang mendaftar melalui link anda. Berikut bukti pembayaran ( yang saya ambil lagi dari forum incomepasif)
Memang hasil tidak banyak yaitu maksimal $ 45 per bulan, tapi lumayan karena hanya online saja tanpa perlu melakukan apa apa lagi anda bisa mendapatkan pasif income, pastikan setiap komputer anda terkoneksi aplikasi gomezpeerzone dalam keadaan running.
Mudah mudahan bermanfaat ;-)
Labels
- Biografi (12)
- Computer (4)
- Film (4)
- Forex (4)
- Hikmah (8)
- News (13)
- NIDA99 CAKE (4)
- Peluang Usaha (16)
- Serba Serbi (13)
- Species (2)
- Travelling (8)
Diberdayakan oleh Blogger.
Feedjit
Infolinks In Text Ads
Jumat, 24 September 2010
Gomezzpeerzone : Hanya Online di bayar $45 perbulan
Diposting oleh nida99 di 03.51
Senin, 20 September 2010
Green Canyon (Cukang Taneuh)
Green Canyon (Cukang Taneuh)
Jika merasa terlalu jauh berkunjung ke Grand Canyon yang ada di Amerika sana, sekarang Anda tidak perlu terlalu kecewa lagi. Indonesia ternyata juga memiliki Green Canyon sendiri yang tak kalah cantiknya. Sebenarnya tempat ini punya nama asli yaitu Cukang Taneuh. Nama Green Canyon sendiri dipopulerkan oleh seorang warga Perancis pada tahun 1993. Sedangkan Cukang Taneuh punya arti yaitu jembatan tanah. Hal itu dikarenakan di atas lembah dan jurang Green Canyon terdapat jembatan dari tanah yang digunakan oleh para petani di sekitar sana untuk menuju kebun mereka.
Green Canyon Indonesia ini terletak di Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang, Ciamis, Jawa Barat. Dari Kota Ciamis sendiri berjarak sekitar 130 km atau jika dari Pangandaran berjarak sekitar 31 km. Di dekat objek wisata ini terdapat objek wisata Batukaras serta Lapangan Terbang Nusawiru.
Objek wisata mengagumkan ini sebenarnya merupakan aliran dari sungai Cijulang yang melintas menembus gua yang penuh dengan keindahan pesona stalaktif dan stalakmitnya. Selain itu daerah ini juga diapit oleh dua bukit, juga dengan banyaknya bebatuan dan rerimbunan pepohonan. Semuanya itu membentuk seperti suatu lukisan alam yang begitu unik dan begitu menantang untuk dijelajahi.
untuk mencapai lokasi ini wisatawan harus berangkat dari dermaga Ciseureuh. Kemudian melanjutkan perjalanan dengan menggunakan perahu tempel atau kayuh yang banyak tersedia di sana. Jarak antara dermaga dengan lokasi Green Canyon sekitar 3km, yang bisa ditempuh dalam waktu 30-45 menit. Sepanjang perjalanan kita akan melewati sungai dengan air berwarna hijau tosca. Mungkin dari sinilah nama Green Canyon berasal.
Begitu terlihat jeram dengan alur yang sempit yang sulit dilewati oleh perahu berarti sudah sampai di mulut Green Canyon, di mana airnya sangat jernih berwarna kebiru-biruan. Di sinilah awal petualangan menjelajah keindahan objek wisata ini dimulai. Dari sini wisatawan dapat melanjutkan perjalanan ke atas dengan berenang atau merayap di tepi batu. Disediakan ban dan pelampung bagi yang memilih untuk berenang. Meski harus menempuh cara seperti ini, perjalanan dijamin sepenuhnya aman. Bahkan untuk anak-anak 6 tahun ke atas cukup aman untuk menyusuri aliran sungai dengan menggunakan ban dan dipandu oleh pemilik perahu yang disewa.
Perjalanan akan terus berada dalam cekungan dinding terjal di kanan kiri aliran sungai. Dinding-dinding untuk menyajikan keindahan tersendiri, yang paling unik berbentuk menyerupai sebuah gua yang atapnya sudah runtuh. Selain itu di bagian atas beberapa kali pengunjung akan melewati stalaktit-stalaktit yang masih dialiri tetesan air tanah. Setelah beberapa ratus meter berenang, akan terlihat beberapa air terjun kecil di bagian kiri kanan yang begitu menawan. Jika diteruskan berenang maka pengunjung akan sampai pada ujung jalan, di mana terdapat gua yang dihuni oleh banyak kelelawar.
Alur aliran sungai ini cukup panjang, sehingga pengunjung dapat berenang sepuas-puasnya sambil mengikuti arus dari air terjun. Selain pemandangan indah di atas permukaan air, Green Canyon akan menjadi surga tersendiri bagi yang suka menyelam. Tinggal membawa beberapa alat selam, pemandangan menakjubkan cekungan-cekungan di dalam air siap untuk ditelusuri dan dinikmati, lengkap dengan beragamnya ikan-ikan yang berenang ke sana kemari di dasar lubuk. Bagi yang suka menantang adrenalin, dapat meloncat dari sebuah batu besar dengan ketinggian 5m ke dasar lubuk yang dalam.
Bagi Anda yang benar-benar ingin menikmati keindahan objek wisata Green Canyon harus paham dengan musim-musimnya. Karena saat terbaik untuk bisa menikmati keindahaan objek wisata ini adalah beberapa saat setelah masuk musim kemarau. Karena jika pada musim hujan, dikhawatirkan deras sungai dan warna airnya pun akan menjadi coklat.
Sebelum Anda memutuskan untuk ke Green Canyon, sebaiknya terlebih dahulu menyiapkan uang tunai yang cukup. Pasalnya, disana tidakada bank atau ATM. Untuk ATM, tempat penginapan dan fasilitas akomodasi yang lengkap bisa Anda dapatkan di Pangandaran.
Untuk akses berperahu, disana tersedia armada perahu yang cukup banyak. Ada sekitar 100 unit perahu yang dapat mengantarkan Anda untuk menelusuri objek wisata ini. Pada setiap perahu akan dilengkapi seorang juru dan tugas batu untuk memandu Anda dalam perjalanan.
Rute perjalanan yang harus ditempuh untuk menuju Green Canyon yaitu :
Dari JAKARTA dan BANDUNG,
Anda bisa mengikuti Rute Arah ke Jawa Tengah dengan melalui Kota Tasik-Ciamis Kota-Kota Banjar- Pangandaran.
Dari JAWA TIMUR dan JAWA TENGAH,
Untuk JAWA TIMUR anda dapat menuju Arah JAWA TENGAH terlebih dahulu, lalu dilanjutkan untuk mengambil jalur ke Jawa Barat dengan mengikuti jalur Arah (Purworejo-Kebumen-Wangon-Banjar- Pangandaran-Ciamis).
Bagi Anda yang menggunakan kendaraan umum, tentunya tidak usah repot memikirkan rute. Karena sopir akan membawa Anda Langsung ke Pangandaran(Green Canyon). Tapi yang perlu diperhatikan yaitu tempat Anda Menginap disana, anda bisa memilih penginapan yang terdapat di hotel-hotel yang tersedia banyak di Pangandaran atau bisa juga menginap di objek wisata Batukaras yang sangat berdekatan dengan Green Canyon. (untuk data informasi hotel anda bisa lihat pada list hotel yang tesedia di situs ini).
Selamat Menikmati Liburan Panjang dengan Keluarga Anda, Kunjungi dan Nikmati Potensi Objek Wisata Kabupaten Ciamis yang lain, yang tidak kalah menariknya dengan Green Canyon.
Diposting oleh nida99 di 08.40
Label: Travelling
Kuburan Abad Ke-18 Terbesar Ditemukan
TENGGARONG,Tim peneliti arkeologi menemukan kuburan manusia abad ke-18 terbesar di Kelurahan Sangasanga Dalam, Kecamatan Sangasanga, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Kuburan itu berupa 52 tajau atau guci berisi kerangka manusia, tiga kerangka masih utuh.
Guci itu bermotif ukiran Tiongkok dari abad ke-16 sampai abad ke-18. Piring berasal dari abad ke-18. Sampel tulang dan tanah dikirim ke laboratorium di Jakarta untuk menentukan umur kuburan dan jenis ras manusia.Tiga guci yang utuh kini diamankan di Museum Merah Putih Sangasanga. Sisanya pecah berkeping-keping dan ditimbun kembali untuk sewaktu-waktu dibongkar guna penelitian lanjutan. Setiap guci berisi kerangka satu individu tanpa harta benda
Kerangka dalam guci merupakan pola penguburan sekunder pada tradisi Dayak. Sekunder berarti jenazah dikubur dalam tanah sampai saat dipindahkan ke dalam guci dengan ritual adat. Jumlah individu dalam guci menggambarkan jumlah minimal hewan yang dikurbankan.
Sangasanga dikenal sebagai kawasan peninggalan Belanda. Di sana ada perumahan pegawai perusahaan minyak dan pompa angguk abad ke-19. Di sana terjadi pertempuran antara Indonesia dan Belanda pada awal masa kemerdekaan.
Diposting oleh nida99 di 08.03
Hewan2 Aneh dan Misterius Di Dunia
Karena ada beberapa permintaan dari pembaca mengenai gambar-gambar hewan aneh pada artikel sebelumnya (link-nya disini), berikut gambar hewan-hewan paling aneh dan misterius di dunia. Gambar ini pada umumnya masih kontroversial tentang keasliannya. Coba saja nilai sendiri, asli atau tidak?
Bigfoot
Bigfoot adalah hewan berbentuk gorila atau kingkong namun ia berjalan tegak seperti manusia dan seluruh tubuhnya dipenuhi bulu. Menurut para saksi mata, Bigfoot mempunyai tinggi sekitar 7 hingga 10 kaki. Laporan mengenai keberadaan Bigfoot banyak didapatkan di Amerika dan wilayah Himalaya. Namun beberapa laporan terakhir menunjukkan Bigfoot terdapat pula di sekitar semenanjung Malaysia. Bigfoot diduga merupakan keturunan hewan purba yang telah punah yang berasal dari keturunan Homo erectus. Bigfoot adalah hewan omnivora. Nama Bigfoot sendiri dipakai karena makhluk ini ditemukan dengan jejak kaki seperti manusia yang besarnya satu setengah kali dari kaki manusia umumnya.
Nessie
Nessie adalah monster yang mendiami Danau Loch Ness. Keberadaanya sempat menghebohkan pemberitaan massa. Para ahli berspekulasi bahwa nessie adalah dinosaurus dari spesies plesiosaurus, dinosaurus pemakan daging berleher panjang yang berhasil bertahan hidup dan berevolusi untuk hidup di danau dimana habitat semulanya adalah lautan. Badan makhluk raksasa tersebut diperkirakan berukuran antara tujuh hingga sepuluh meter panjangnya, dan ia memiliki leher setinggi satu hingga dua meter. Ia beberapa saat muncul dari permukaan air, lalu kembali menghilang kedalam danau. Kisah tentang Nessie diawali oleh sebuah deskripsi dalam naskah kuno dari abad ke-7. Dalam sebuah catatan tentang rohaniawan Kristen berjudul “Life of St Columba” tulisan Adamnan, ada satu penjelasan mengenai sesosok monster di Danau Loch Ness. Di Kanada, hewan serupa juga ditemukan di danau Okanagan dengan nama Ogopogo.
Pterodactyls
Pterodactyls pertamakali dilaporkan penemuan-nya oleh dua orang koboi di wilayah Arizona, Amerika Serikat pada tahun 1890. Mereka mengklaim telah membunuh seekor makhluk terbang dengan ukuran raksasa. Setelah membunuhnya, mereka membawa jasadnya ke kota untuk dipamerkan. Pterodactyls memiliki sayap yang besar, mirip seperti kelelawar namun tidak berbulu. Hingga saat ini, laporan-laporan mengenai kehadiran makhluk ini masih sering ditemukan.Tidak hanya di sekitar wilayah Amerika saja, hewan ini menampakkan tanda-tanda kehadirannya di wilayah Afrika, Eropa, dan Asia. Beratus-ratus laporan dan puluhan foto telah diteliti Lembaga Pusat penelitian Cryptozoology diseluruh Dunia. Para ahli memperkirakan pterodactyls merupakan kerabat jauh dari Pangolin dan Pteronodon, dua jenis dinosaurus terbang yang telah punah.
El Chupacabra
Bentuknya seperti anjing berjalan dengan 2 kaki dan memiliki jajaran tulang belakang membentang dari leher ke pangkal ekor. El Chupacabra sendiri berasal dari bahasa spanyol yang berarti pengisap domba. Hal ini dikarenakan El Chupacabra memangsa domba dengan mengisap darahnya. Banyak spekulasi mengenai keberadaan makhluk ini, ada yang berpendapat bahwa makhluk ini merupakan mutan yang berasal dari rekayasa genetika badan penelitian AS yang kabur dari Laboratorium di El Yunque,sebuah laboratorium di Timur Puerto Rico yang telah rusak diporak porandakan oleh terjangan angin topan di awal tahun 1990-an. Ada juga yang berpendapat jika el chupacabra merupakan alien.
Sumber : http://cesarzc.wordpress.com/2008/07/30/hewan-hewan-paling-aneh-misterius-di-dunia/
Patung Yang Terbuat Dari Permen Karet
Patung Yang Terbuat Dari Permen Karet
Mungkin selama ini para desainer patung kebanyakan membuat patungnya dengan media dasarnya adalah kayu, tanah atau logam, tapi lain lagi dengan Maurizio Savini, desainer patung ternama asal Italia ini nekad membuat patung dengan media dasarnya adalah permen karet, tidak tanggung-tanggung warna permen karet yang dia pilih adalah warna pink, bagaimana dengan hasilnya, Anda cek saja sendiri, inilah foto koleksi patung yang terbuat dari permen karet karya Maurizio Savini tersebut :Diposting oleh nida99 di 07.57
Kamis, 16 September 2010
CITUMANG PANGANDARAN
CITUMANG PANGANDARAN
Citumang nature tourism object is a tourist attraction that has a special attraction, the river which flows Citumang teak forests with a translucent blue water. Riverside ornament consisting of Rock rocks decorated with niches in the natural relief and river flow that penetrates into the cave. The silence of nature you will encounter here. Music natural form of water gurgling river, the breeze whispers sneaking in among the trees and the sound satwahutan who never deserted. This tourist attraction is located in the Village District Bojong Ciamis Parigi to the location approximately 15 km from Pangandaran to the west. Or about 4 km from the highway Pangandaran – Cijulang. Distance from the city entirely Ciamis approximately 95 km.
Can be reached by public transportation Cijulang majors, followed by vehicle ojeg, spliced with a walk down by the river and gardens along 500 meters of the occupation.
Citumang the other side past the entrance, approximately 300 feet of travel you have to travel towards the destination point. Walking location, you need to know that the name comes from the legend Citumang about an alligator stump, Si Tumang. So strong was the belief of the population will cripple the kehadirna crocodile so far left a strong embedded into a river. Other versions Citumang story, comes from Cai (Bhs. Sunda = water) that passengers (passengers cai) is associated with river water flowing underground. Cai said passenger is a clear,waiting for long time turned into Citumang.
When you encounter a lush river with trees on each side, continue your journey up river a bit, because that’s where the clear and cool water can you.Tibalah us immediately at the destination. The flow of water flowing down waiting for you to immediately enjoy the clear and cool water.
At a certain depth you can enjoy them with bathing and swimming. Five hundred meters from the location pamandian upriver, encountered the natural charm of the river flow Citumang into the bowels of the earth and out again in the downstream direction. Rivers which flow into the cave is named Goa Taringgul then given a new name as Sanghyang Tikoro (Batara Throat).
Citumang enjoy, not only to bathe and swim as much done this for foreign tourists, but can AndaAir Sanghyang Tikorolakukan out of other activities such as: to enjoy the atmosphere along the river, an adventure into the cave and enjoy the privacy in the midst of nature that is original, cool and exotic.
Tips When Visiting Citumang
Contribution of one just a cool place for Hunting Photos on the South Coast of West Java. Citumang a small village is located adjacent to the northwestern village of Pangandaran Ciamis District. For those of you who have a GPS, these coordinates input to guide you to the location Citumang, S 07 ˚ E 108 ˚ 38 674 32 090.
Plan your trip 3H/2M order to show you the optimal hunting and not too tiring. The best time to go to this location is the dry season, usually during the rainy season the sky is always overcast, also travel to the location of the wet and slippery.
On Day One, drive your vehicle into Pangandaran which of course is not foreign to you. Various types of accommodations were scattered in Pangandaran, I think you will not be difficult to find accommodation in this place.
The second day, Get the morning after breakfast, do not forget to bring a commissary for lunch, because there is no restaurant in Citumang. Buy a drinking water well enough, because there is no shop on site. Move your vehicle out of town towards the east of Pangandaran in the direction of Parigi. Approximately 15 km from Pangandaran you will find clues that indicate the road towards the right way to Parigi. Please remember!, Keep your vehicle speed after passing the gas station, because the signs pointing the way and the entrance is quite small.
Entering the small road leading to Citumang, you can search for objects landscape and human interest. Padi fields, rivers, forests, everything kumplit here. Want to make a water reflection photos can also well, but must wait until a little twilight. The lane is approximately 15 km in length, taken approximately one hour because there are some rather nasty road segment. Although the road is rather bad, Sedan type vehicles can still enter though a bit risky.
Arriving at the end of the road (dead end), parkirkan your vehicle, laporlah on the local community, walk towards the bridge, if you’ve never been to the location of the waterfall, a lease is a guide to take you to the location. Guides are usually paid voluntarily, depending on your willingness. Distance footpath from the parking location to the Curug citumang approximately 800m on foot. You will cross the fields, small bukit2, to reach the site. Arriving at airterjun, you can swim, diving from tree roots growing on the cave ceiling as high as five meters. The water here is very fresh, carefully rather slippery stones. After enjoying the scenery citumang satisfied, do not forget to pass the west coast of the sea to perpetuate bulak sunset at the beach
The third day, a time to eat at the fish market seafood Pangandaran for a cheap meal before returning back to your city.
Citumang nature tourism object is a tourist attraction that has a special attraction, the river which flows Citumang teak forests with a translucent blue water. Riverside ornament consisting of Rock rocks decorated with niches in the natural relief and river flow that penetrates into the cave. The silence of nature you will encounter here. Music natural form of water gurgling river, the breeze whispers sneaking in among the trees and the sound satwahutan who never deserted. This tourist attraction is located in the Village District Bojong Ciamis Parigi to the location approximately 15 km from Pangandaran to the west. Or about 4 km from the highway Pangandaran – Cijulang. Distance from the city entirely Ciamis approximately 95 km.
Can be reached by public transportation Cijulang majors, followed by vehicle ojeg, spliced with a walk down by the river and gardens along 500 meters of the occupation.
Citumang the other side past the entrance, approximately 300 feet of travel you have to travel towards the destination point. Walking location, you need to know that the name comes from the legend Citumang about an alligator stump, Si Tumang. So strong was the belief of the population will cripple the kehadirna crocodile so far left a strong embedded into a river. Other versions Citumang story, comes from Cai (Bhs. Sunda = water) that passengers (passengers cai) is associated with river water flowing underground. Cai said passenger is a clear,waiting for long time turned into Citumang.
When you encounter a lush river with trees on each side, continue your journey up river a bit, because that’s where the clear and cool water can you.Tibalah us immediately at the destination. The flow of water flowing down waiting for you to immediately enjoy the clear and cool water.
At a certain depth you can enjoy them with bathing and swimming. Five hundred meters from the location pamandian upriver, encountered the natural charm of the river flow Citumang into the bowels of the earth and out again in the downstream direction. Rivers which flow into the cave is named Goa Taringgul then given a new name as Sanghyang Tikoro (Batara Throat).
Citumang enjoy, not only to bathe and swim as much done this for foreign tourists, but can AndaAir Sanghyang Tikorolakukan out of other activities such as: to enjoy the atmosphere along the river, an adventure into the cave and enjoy the privacy in the midst of nature that is original, cool and exotic.
Tips When Visiting Citumang
Contribution of one just a cool place for Hunting Photos on the South Coast of West Java. Citumang a small village is located adjacent to the northwestern village of Pangandaran Ciamis District. For those of you who have a GPS, these coordinates input to guide you to the location Citumang, S 07 ˚ E 108 ˚ 38 674 32 090.
Plan your trip 3H/2M order to show you the optimal hunting and not too tiring. The best time to go to this location is the dry season, usually during the rainy season the sky is always overcast, also travel to the location of the wet and slippery.
On Day One, drive your vehicle into Pangandaran which of course is not foreign to you. Various types of accommodations were scattered in Pangandaran, I think you will not be difficult to find accommodation in this place.
The second day, Get the morning after breakfast, do not forget to bring a commissary for lunch, because there is no restaurant in Citumang. Buy a drinking water well enough, because there is no shop on site. Move your vehicle out of town towards the east of Pangandaran in the direction of Parigi. Approximately 15 km from Pangandaran you will find clues that indicate the road towards the right way to Parigi. Please remember!, Keep your vehicle speed after passing the gas station, because the signs pointing the way and the entrance is quite small.
Entering the small road leading to Citumang, you can search for objects landscape and human interest. Padi fields, rivers, forests, everything kumplit here. Want to make a water reflection photos can also well, but must wait until a little twilight. The lane is approximately 15 km in length, taken approximately one hour because there are some rather nasty road segment. Although the road is rather bad, Sedan type vehicles can still enter though a bit risky.
Arriving at the end of the road (dead end), parkirkan your vehicle, laporlah on the local community, walk towards the bridge, if you’ve never been to the location of the waterfall, a lease is a guide to take you to the location. Guides are usually paid voluntarily, depending on your willingness. Distance footpath from the parking location to the Curug citumang approximately 800m on foot. You will cross the fields, small bukit2, to reach the site. Arriving at airterjun, you can swim, diving from tree roots growing on the cave ceiling as high as five meters. The water here is very fresh, carefully rather slippery stones. After enjoying the scenery citumang satisfied, do not forget to pass the west coast of the sea to perpetuate bulak sunset at the beach
The third day, a time to eat at the fish market seafood Pangandaran for a cheap meal before returning back to your city.
Diposting oleh nida99 di 06.30
Label: Travelling
CINA BENTENG
Cina Benteng memang selalu diidentifikasi dengan stereotip orang Cina berkulit hitam atau gelap, jagoan bela diri, dan hidupnya pas-pasan atau malah miskin. Sampai sekarang, ternyata mereka juga tetap miskin meski sudah jarang yang jago bela diri.Meski ada beberapa yang sudah berhasil sebagai pedagang, sebagian besar Cina Benteng hidup sebagai petani, peternak, nelayan. Bahkan, ada juga pengayuh becak.
SEJARAH Cina Tangerang memang sulit dipisahkan dengan kawasan Pasar Lama (Jalan Ki Samaun dan sekitarnya) yang berada di tepi sungai dan merupakan permukiman pertama masyarakat Cina di sana. Struktur tata ruangnya sangat baik dan itu merupakan cikal-bakal Kota Tangerang. Mereka tinggal di tiga gang, yang sekarang dikenal sebagai Gang Kalipasir, Gang Tengah (Cirarab), dan Gang Gula (Cilangkap). Sayangnya, sekarang tinggal sedikit saja bangunan yang masih berciri khas pecinan.
Pada akhir tahun 1800-an, sejumlah orang Cina dipindahkan ke kawasan Pasar Baru dan sejak itu mulai menyebar ke daerah-daerah lainnya. Menurut Tagara Wijaya, yang bernama asli Oey Tjie Hoeng (77), yang menjabat Ketua Umum Klenteng Boen Sen Bio (1967-1978), Pasar Baru pada tempo dulu merupakan tempat transaksi (sistem barter) barang orang- orang Cina yang datang lewat sungai dengan penduduk lokal.Mengenai asal-usul kata Cina Benteng, menurut sinolog dari Universitas Indonesia, Eddy Prabowo Witanto MA, tidak terlepas dari kehadiran Benteng Makassar. Benteng yang dibangun pada zaman kolonial Belanda itu-sekarang sudah rata dengan tanah-terletak di tepi Sungai Cisadane, di pusat Kota Tangerang.
Pada saat itu, kata Eddy, banyak orang Cina Tangerang yang kurang mampu tinggal di luar Benteng Makassar. Mereka terkonsentrasi di daerah sebelah utara, yaitu di Sewan dan Kampung Melayu. Mereka berdiam di sana sejak tahun 1700-an. Dari sanalah muncul, istilah “Cina Benteng”.Meski demikian, menurut pemerhati budaya Cina Indonesia, David Kwa, mereka yang tinggal di luar Pasar Lama dan Pasar Baru itu tetap disebut sebagai Cina Benteng.
Sebagai kawasan permukiman Cina, di Pasar Lama dibangun kelenteng tertua, Boen Tek Bio, yang didirikan tahun 1684 dan merupakan bangunan paling tua di Tangerang. Lima tahun kemudian, 1869, di Pasar Baru dibangun kelenteng Boen San Bio (Nimmala).Kedua kelenteng itulah saksi sejarah bahwa orang-orang Cina sudah berdiam di Tangerang lebih dari tiga abad silam.
YANG unik dari masyarakat Cina Benteng adalah bahwa mereka sudah berakulturasi dan beradaptasi dengan lingkungan dan kebudayaan lokal. Dalam percakapan sehari-hari, misalnya, mereka sudah tidak dapat lagi berbahasa Cina. Logat mereka bahkan sudah sangat Sunda pinggiran bercampur Betawi. Ini sangat berbeda dengan masyarakat Cina Singkawang, Kalimantan Barat, yang berbahasa ina meskipun hidup kesehariannya juga banyak yang petani miskin.Logat Cina Benteng memang khas. Ketika mengucapkan kalimat, “Mau ke mana”, misalnya, kata “na” diucapkan lebih panjang sehingga terdengar “mau kemanaaaa”.
Yang khas dari masyarakat Cina Benteng adalah pakaian pengantin yang merupakan campuran budaya Cina dan Betawi. Pakaian pengantin laki-laki, kata Eddy, merupakan pakaian kebesaran Dinasti Ching, seperti terlihat dari topinya, sedangkan pakaian pengantin perempuan hasil akulturasi Cina-Betawi yang tampak pada kembang goyang.
SECARA ekonomi, masyarakat tradisional Cina Benteng hidup pas-pasan sebagai petani, peternak, nelayan, buruh kecil, dan pedagang kecil.
SEJARAH Cina Tangerang memang sulit dipisahkan dengan kawasan Pasar Lama (Jalan Ki Samaun dan sekitarnya) yang berada di tepi sungai dan merupakan permukiman pertama masyarakat Cina di sana. Struktur tata ruangnya sangat baik dan itu merupakan cikal-bakal Kota Tangerang. Mereka tinggal di tiga gang, yang sekarang dikenal sebagai Gang Kalipasir, Gang Tengah (Cirarab), dan Gang Gula (Cilangkap). Sayangnya, sekarang tinggal sedikit saja bangunan yang masih berciri khas pecinan.
Pada akhir tahun 1800-an, sejumlah orang Cina dipindahkan ke kawasan Pasar Baru dan sejak itu mulai menyebar ke daerah-daerah lainnya. Menurut Tagara Wijaya, yang bernama asli Oey Tjie Hoeng (77), yang menjabat Ketua Umum Klenteng Boen Sen Bio (1967-1978), Pasar Baru pada tempo dulu merupakan tempat transaksi (sistem barter) barang orang- orang Cina yang datang lewat sungai dengan penduduk lokal.Mengenai asal-usul kata Cina Benteng, menurut sinolog dari Universitas Indonesia, Eddy Prabowo Witanto MA, tidak terlepas dari kehadiran Benteng Makassar. Benteng yang dibangun pada zaman kolonial Belanda itu-sekarang sudah rata dengan tanah-terletak di tepi Sungai Cisadane, di pusat Kota Tangerang.
Pada saat itu, kata Eddy, banyak orang Cina Tangerang yang kurang mampu tinggal di luar Benteng Makassar. Mereka terkonsentrasi di daerah sebelah utara, yaitu di Sewan dan Kampung Melayu. Mereka berdiam di sana sejak tahun 1700-an. Dari sanalah muncul, istilah “Cina Benteng”.Meski demikian, menurut pemerhati budaya Cina Indonesia, David Kwa, mereka yang tinggal di luar Pasar Lama dan Pasar Baru itu tetap disebut sebagai Cina Benteng.
Sebagai kawasan permukiman Cina, di Pasar Lama dibangun kelenteng tertua, Boen Tek Bio, yang didirikan tahun 1684 dan merupakan bangunan paling tua di Tangerang. Lima tahun kemudian, 1869, di Pasar Baru dibangun kelenteng Boen San Bio (Nimmala).Kedua kelenteng itulah saksi sejarah bahwa orang-orang Cina sudah berdiam di Tangerang lebih dari tiga abad silam.
YANG unik dari masyarakat Cina Benteng adalah bahwa mereka sudah berakulturasi dan beradaptasi dengan lingkungan dan kebudayaan lokal. Dalam percakapan sehari-hari, misalnya, mereka sudah tidak dapat lagi berbahasa Cina. Logat mereka bahkan sudah sangat Sunda pinggiran bercampur Betawi. Ini sangat berbeda dengan masyarakat Cina Singkawang, Kalimantan Barat, yang berbahasa ina meskipun hidup kesehariannya juga banyak yang petani miskin.Logat Cina Benteng memang khas. Ketika mengucapkan kalimat, “Mau ke mana”, misalnya, kata “na” diucapkan lebih panjang sehingga terdengar “mau kemanaaaa”.
Yang khas dari masyarakat Cina Benteng adalah pakaian pengantin yang merupakan campuran budaya Cina dan Betawi. Pakaian pengantin laki-laki, kata Eddy, merupakan pakaian kebesaran Dinasti Ching, seperti terlihat dari topinya, sedangkan pakaian pengantin perempuan hasil akulturasi Cina-Betawi yang tampak pada kembang goyang.
SECARA ekonomi, masyarakat tradisional Cina Benteng hidup pas-pasan sebagai petani, peternak, nelayan, buruh kecil, dan pedagang kecil.
Diposting oleh nida99 di 06.23
Label: Travelling
Langganan:
Postingan (Atom)